Pemirsa blog Yth,

Kali pertama penulis melihat secara langsung jenis rumput ini yaitu  pada bulan Oktober 2010 lalu, pada saat menghadiri undangan rekan-rekan peternak kambing etawa ras Kaligesing di Jawa Timur untuk menentukan Standardisasi Penilaian Kontes Kambing Etawa dan  Muscab  ASPENAS JATIM. Di sela-sela agenda tersebut penulis melakukan kunjungan dan bersilaturahmi ke beberapa peternak kambing etawa unggulan ras Kaligesing di berbagai daerah Jawa Timur yaitu : Tulung Agung, Blitar, Malang,dan Kediri. Sepanjang perjalanan menuju daerah-daerah tersebut banyak dijumpai  lahan yang ditanami  rumput “Gajah Odot”  yang dibudidayakan oleh para peternak kambing etawa.

Alhamdulillah, pada bulan Desember 2010 lalu sang maestro rumput tersebut “ Pak Odot Fauzi” (dalam gambar berbaju biru)  membalas kunjungan saya dengan berkunjung ke peternakan EFI di Bandung sambil membawakan beberapa karung  bibit Gajah Odot.  Menurut sang maestro asal-muasal rumput ini, pertama kali dibawa oleh saudaranya seorang TKI yang bekerja di Canada.  Bibit yang berhasil dibawa pada saat itu hanya 3 ruas sepanjang 10 cm, pada awal tahun 2007. Bibit tersebut oleh pak Odot ditanam di pot dan tumbuh mejadi beberapa ruas.

Bibit yang tumbuh dari pot tersebut  kemudian dipindah untuk dibudidayakan di kebun  menjadi beberapa demplot. Alhamdulillah menurut ceritanya rumput ini tumbuh subur dan sangat pesat, setelah cukup umur untuk dipanen, rumput ini diujicobakan sendiri  pada kambing-kambing miliknya. Ternyata kambing etawa sangat menyukai jenis rumput ini, di sisi lain jenis rumput ini memiliki kandungan nutrisi yang cukup baik. Demikian seloroh sang maestro yang  kini namanya menjadi  nama varian lokal rumput ini yaitu “Gajah Odot”. Sejak saat itu  populasi jenis rumput ini tumbuh luar biasa dan kini menyebar hingga  ke berbagai daerah di tanah air termasuk di Bandung  di lahan perkebunan EFI.

Melihat dan membandingkan cirri-ciri rumput Gajah Odot ini  yaitu : panjang ruas batang sangat pendek berikisar 2-4 cm, daun dan batang halus serta tidak berbulu maka varian ini identik  dengan  varian rumput yang berasal dari Amerika Latin  yang bernama Pennisetum purpureum cv. Mott.  Rumput ini tumbuh sangat cepat,  mudah untuk dibudidayakan serta mampu beradaptasi di berbagai kondisi lahan bahkan dengan intensitas sinar matahari 30 sd 40%. Penanaman bibit sebaiknya dilakukan pada musim hujan namun bisa juga dilakukan pada musim kering tapi harus dilakukan penyiraman secara teratur. Benamkan potongan bibit dalam posisi miring atau posisi tidur (dikubur dengan tanah) pada lahan yang sudah digemburkan terlebih dahulu. Dalam kondisi normal, rumput akan tumbuh dalam hitungan hari, untuk tahap awal sebaiknya diamkan rumput selama 60 hari agar posisi akar benar-benar kuat dan kemudian dipanen.  Setelah dua kali pemanenan jumlah anakan per rumpun bisa berkisar 40 sd 70 batang.  Namun pemupukan harus intensif dilakukan dan penyiangan dari rumput liar juga dilakukan. Dalam kondisi curah hujan normal, rumput ini dipanen dalam siklus 30 sd 40 hari.

Data teknis  dikuutip data dari “Pakistan Journal of Agronomy 2 (1) 52-58 2003”  yang dilakukan oleh Muhammad Yassin, M. Asghar Malik dan M. Shafi Nazir Jurusan Agronomi Universitas Agriculture Pakistan. Berikut adalah kandungan yang dimiliki oleh rumput tersebut dengan jarak tanam 45cm x 45cm : kadar lemak daun 2.72% ; kadar lemak batang 0.91; CP daun 14.35%; CP batang 8.1 %
Digestibility daun 72.68% ; digestibility batang 62.56%

Kini rumput jenis ini tumbuh sangat baik di lahan perkebunan kami di Bandung, bahkan palatabilitasnya mengalahkan beberapa jenis rumput yang sudah kami budi dayakan terlebih dahulu seperti King Grass, Taiwan, Hawai dan Setaria.

Demikian sharing dari kami perihal rumput super “Gajah Odot”, semoga bermanfaat. Salam, Exotics Farm Indonesia.